11 Maret 2009

How to Fast Descents

Akhir-akhir ini semakin banyak saja event XC Xtreme atau XC Adventure yang masuk kategori All Mountain. Yang membedakan dengan XC biasa adalah, medan/terrain yang dilalui lebih bervariasi dan menantang. Apalagi dengan tambahan trek down hill (baca : turunan) teknikal baik singletrack maupun bukan, yang lumayan panjang, berbatu-batu, jalur air, akar, berlumut, kerikil, berkelok-kelok, handicap jurang, dll, semuanya alami bentukan alam dan mungkin susah diprediksi karena tidak setiap minggu kita melewati jalur tersebut.

Artikel ini diterjemahin bebas dari berbagai sumber, untuk menikmati XC Xtreme Anda, persiapkan diri Anda, jangan lupa latihan terus dan jangan lewatkan article di bawah ini mungkin bermanfaat bagi Anda untuk menjadi seorang FAST DESCENT¡¦er :


1. Ready to Rumble Bike

Sepeda Anda adalah soul mate Anda, jadi fit dan cek&ricek tunggangan Anda dari Size yang sesuai, cockpit, chassis, braking systems, drive train, wheelsets sampai Air pressure pada ban Anda, semuanya benar-benar siap tempur, tune dan comfortable dengan diri Anda. Kenapa ? Karena jika kita tidak PD dengan sepeda kita, bagaimana mungkin kita PD untuk ngebut? Rasa was-was tidak akan buat anda memacu tunggangan Anda dengan kencang.

2. Wear the Proper Gear

Selalu gunakan helmet, kacamata/google, glove, sepatu MTB, kalau perlu full body armor atau minimal shin/knee/elbow guard. Anda tentu tidak ingin debu, serangga masuk ke mata Anda, dahan pohon mengenai kepala Anda yang tanpa helmet. Proper gear di badan akan meningkatkan konfidensi Anda. Pikiran positif Anda akan membuat Anda lebih focus dan consentrasi pada trail, itu berarti Anda lebih siap untuk go faster descents. Confidence = Trust = No Fear.

3. Read the Trail and Pick You Line

Usahakan selalu melihat trail beberapa meter ke depan, semakin kencang semakin jauh lihat ke depan, sehingga kita bisa meng-scan terrain di depan dan punya waktu untuk membuat respon terbaik. Pada umumnya Anda dan sepeda Anda akan menuju ke tempat yang Anda lihat, kalau Anda melihat terlalu lama pada batu besar di depan Anda, percayalah anda akan menuju batu tersebut, jadi :
-Jangan terlalu focus pada satu titik tapi teruslah searching terrain terbaik di depan dan tetap konsentrasi dan buatlah keputusan secepatnya.
-Jangan melihat tepat di depan front wheel terlalu lama, tapi lihatlah bergantian dengan cepat antara dekat dan jauh di depan untuk antisipasi dan picking the best line.
Mata yang awas dan focus dan konsentrasi tinggi adalah sangat krusial untuk fast descents.

4. Bunny Hop

Banyak sekali MTB¡¦ers yang suka bunny hop, jadi berlatihlah terus, karena sangat penting sekali di fast descents untuk merubah arah dan melewati rintangan yang terlalu bumpy dengan mudah. Biasanya tidaklah diperlukan bunny hop yang sangat tinggi dalam keadaan kecepatan tinggi.

5. Let the Bike Work for You

Kalau businessman bilang ¡§biarlah uang bekerja untuk Anda¡¨, maka di MTB, ¡§biarkan Sepeda yang bekerja untuk Anda¡¨, yang penting pastikan titik berat badan Anda tetap di center sepeda, selanjutnya biarkan sepeda Anda yang menari-nari di bawah Anda. Tangan tetap menggenggam handlebar dengan mantap, lengan dan kaki relax tapi siap meredam goncangan. Agar berat badan tetap center di sepeda usahakan kurangi duduk di saddle, semakin tajam turunannya berarti semakin mundur ke belakang posisi badan Anda di belakang saddle. Posisi ini akan memberi traksi lebih pada rear wheel dan braking power sehingga meningkatkan control sepeda. Latihlah upper body dan kuda-kuda kaki Anda, Anda akan merasakan manfaat besar dan having fun sepanjang turunan and go faster descents.


6. Know When to Go Slow

Maniac DH aja pasti ada saatnya mengerem, jadi mengetahui kapan harus mengurangi kecepatan dan seberapa lambat adalah hal yang sangat penting. Brake adalah teman Anda, jadi gunakan dengan bijak.

Tips :

[A] Hampir 70% braking power datang dari Front Brake, karena waktu mengerem, badan Anda akan maju ke depan dan memberi traksi lebih pada front wheel. Tapi hal ini juga tergantung kondisi terrain dan bagaimana Anda menempatkan posisi Anda, semakin menjauhi belakang saddle tentu Anda akan mendapatkan traksi yang lebih bagus untuk rear wheel.
Tetapi ada 3 kali, dimana Anda seharusnya tidak memakai Front brake :
1. Ketika sedang cornering
Mengerem biasanya memaksa sepeda untuk maju lurus jadi jika ini terjadi ketika ban depan sedang dibelokkan maka ban depan akan slip/wash out.
2. Ketika sedang melewati batu, akar dan balok atau apa saja yang mungkin menghentikan roda depan Anda.
3. Ketika sedang terbang karena lagi bunny hop/drop off dll, rem depan seharusnya tidak dalam kondisi on terus jika tidak ingin bersalto ria.

Skill Drills experiment
Mari kita berexperiment, gunakan helm, glove, dan gear lainnya, cari area downhill yang moderat kira-kira 30 meter panjangnya, speed moderat saja, lalu coba lakukan pengereman dengan :

-Use only the Rear Brake
Experiment berapa banyak tekanan sebelum ban belakang skid, perhatikan bahwa karena pengereman berat badan Anda maju kedepan, mengurangi traksi ban belakang. Anda tidak berhenti dengan cepat ketika hanya menggunakan rem belakang.
-Use only the Front Brake (carefully!)
Mulai dengan tekanan yang sangat ringan (feathering), perhatikan bahwa berat badan Anda dengan cepat pindah ke depan dari pada saat menggunakan rear brake saja. Kemudian secara berangsur-angsur mengerem lebih keras sampai Anda merasakan roda belakang lebih ringan (batas titik control).
-Use the Front and Rear Brake
Lihatlah berapa cepat Anda dapat berhenti tanpa skid 2 ban. Pada kebanyakan trail, hasil terbaik ketika meng-apply 2 kali lebih banyak front brake dibandingkan dengan rear brake, tapi jangan lupa dibantu dengan penempatan posisi tubuh Anda dengan benar, semakin keras Anda mengerem dan semakin tajam turunannya berarti semakin mundur ke belakang posisi badan Anda atau jika tidak Anda harus siap-siap terbang seperti Superman.

[B] Skidding tidaklah bagus, sekali ban sudah skid, janganlah di rem lebih keras lagi. Akan lebih efisien jika mengerem pada saat roda tetap berputar, itu sebabnya di mobil modern ada system ABS-Antilock Braking Systems, tapi di MTB kita tidak perlu system secanggih itu, cukup melakukan Feather Brake/Feathering yaitu dengan menekan dan melepas dengan cepat/ringan brake levers, setelah menemukan terrain yang memungkinkan untuk mengerem dengan keras (jalan lebih keras dan datar misalnya), baru kita mengerem lebih keras.
[C] Performance rem yang jelek biasanya karena adanya pad residue di rims (v-brake) dan rotor (disc brake) yang terkontaminasi oli, dll yang membuat system rem tidak berfungsi dengan baik, jadi bersihkan dan tentu saja cek apakah brake pad masih layak.
[D] Cari posisi jari yang enak di brake lever yang tidak membuat tangan dan jari Anda kelelahan dan kesemutan, sedangkan jari lainnya memegang dengan mantap handlebar. Berapa banyak jari di brake lever terus berubah tergantung dari terrain yang dihadapi, itu harus dipertimbangkan antara berapa banyak control pada handlebar yang Anda perlukan untuk steering balanced dengan berapa banyak tenaga yang Anda butuhkan untuk mengerem.
[E] Mengeremlah dengan keras jika tanah keras dan lembut jika tanah lembut.
[F] Mengeremlah dengan seluruh sepeda Anda, brake lever, caliper dan rotor hanyalah bagian dari stopping systems. Untuk meningkatkan control dan tenaga, mundurkan posisi tubuh anda dan jaga titik berat badan Anda tetap center.
[G] Untuk turunan yang panjang pertimbangkan untuk menurunkan sadel Anda.
[H] Jangan mengerem ketikan ¡§terbang¡¨, jika pas landing rem depan masih on maka Anda akan mengalami ¡§huge endo¡¨ alias bersalto ria.
[I] Shift ke chainring sedang atau besar untuk menjaga chain tension.
[J] Pedal level pada jam 3 dan 9.

Technique - Anticipation
Braking tidaklah diambil/diputuskan pada saat-saat terakhir, tapi sudah diputuskan jauh sebelumnya sehingga memudahkan untuk tetap maintain control. Oleh karena itu lihatlah sebanyak-banyaknya ke depan, 15 ¡V 20 meter ke depan dan putuskan kapan waktu dan tempat terbaik untuk melakukan pengereman, sehingga selanjutnya di daerah yang sulit Anda tidak perlu lagi melakukan pengereman keras tetapi cukup melakukan feathering atau lakukan bunny hop atau biarkan ban Anda melewati rintangan dengan mulus karena semua sudah dalam control Anda. The key to good mountain bike vision is active, fast moving eyes.

7. Practice, Practice, Practice

Ya begitulah kata orang ¡§ala bisa karena biasa¡¨, peribahasa ini juga berlaku disini jadi teruslah berlatih. Latihan juga mendekatkan Anda dengan ¡§pacar¡¨ (baca : sepeda) Anda, hubungan yang makin ¡§intim¡¨ membuat Anda berdua makin kompak..kekekeke kayak konseling perkawinan ƒº.

8. Having Fun

Keluarkan suara Anda, berteriak-teriak akan membuat Anda lebih bersemangat dan lebih cepat, cobalah jangan terlalu serius. Have fun saja, but know your limit, don¡¦t push too hard¡K.it¡¦s MTB¡Kit¡¦s all just about having fun, so enjoy the trail and the ride and Become a FAST DESCENT¡¦er.

Have a nice save ride,

Penulis tidak bertanggung jawab atas segala resiko yang terjadi setelah mengikuti tips dari article di atas. Keep Practice and Praying.

sumber :tips-trik-xcmtb.com